Minggu, 26 April 2020

Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja

Wawan Setiawan Tirta
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa melalui satu tahap yang disebut masa pubertas. Kata pubertas berasal dari kata Latin yang berarti usia menjadi orang, suatu periode dalam perkembangan dimana seorang anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis yaitu melanjutkan keturunannya atau berkembang biak.

Perubahan-perubahan biologis berupa mulai bekerjanya organ-organ reproduktif dan disertai pula oleh perubahan-perubahan yang bersifat psikologis. Pada masa ini baik laki-laki atau perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk dan organ kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang.

A. Pubertas
Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga akil balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Periode ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis.

Secara biologis, remaja yang memasuki pubertas telah siap untuk bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Masa pubertas pada laki-laki terjadi antara umur 10 – 14 tahun. Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 9 – 13 tahun.

B. Ciri-ciri Penting Pubertas
Puber atau pubertas merupakan tanda anak sudah mulai memasuki usia remaja. Pada saat ini, anak mengalami berbagai perubahan, terutama perubahan fisiknya. Perubahan fisik anak laki-laki dan perempuan saat memasuki usia pubertas berbeda, usia mulai pubertas juga berbeda antar keduanya. Biasanya, anak perempuan lebih cepat memasuki usia pubertas dibandingkan dengan laki-laki. Ciri-ciri Penting Periode Pubertas antara lain adalah:
  1. Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Dikatakan tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis masih memiliki ciri anak-anak, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya.
  2. Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh anak-anak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.
  3. Tubuhnya mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak. Sebagian ciri pubertas yang dia miliki ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikapnya yang paling menonjol antara lain sikap tidak tenang dan tidak menentu.
  4. Pertumbuhan dan perkembangan badannya, tumbuh normal, sesuai dengan usianya.
  5. Perkembangan organ-organ seks wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan berbagai perasaan tidak nyaman bagi yang mengalaminya. Pada umumnya, haid (menstruasi) yang pertama kali dialami pada usia 9 tahun.
  6. Perubahan fisik yang mulai terlihat antara lain: Pinggul yang membesar dan membulat, Dada yang semakin nampak menonjol, Tumbuhnya rambut di daerah kelamin, ketiak, lengan dan kaki, Perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodius). Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat, serta Kulit menjadi lebih besar dibanding kulit anak-anak.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan pada setiap orang berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetic), produksi hormon, konsumsi makanan, lingkungan, dan penyakit. Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis (kejiwaan/emosional).

1. Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut:
Ciri Kelamin PrimerCiri Kelamin Sekinder
  1. Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
  2. Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kali.
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut:
  1. Mulai tumbuh jakun.
  2. Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
  3. Tumbuh kumis atau jenggot.
  4. Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
  5. Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
  6. Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
  7. Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan poripori tampak membesar.
  8. Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat pada wajah.

Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut:
  1. Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
  2. Pinggul melebar.
  3. Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
  4. Suara lebih nyaring.
  5. Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat pada wajah.
Perubahan proporsi tubuh: terlihat dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.

2. Pubertas Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis antara lain:
  • Mencari identitas diri. Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin tahu yang sangat besar.
  • Mulai tertarik kepada lawan jenis. Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian, pernikahan pada usia remaja belum diperbolehkan karena secara mental belum siap.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa melalui satu tahap yang disebut masa p Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja
Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi, yaitu hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama. Kemudian, dihitung sampai dengan hari terakhir (1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai).

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Menstruasi pertama biasanya dialami oleh remaja pada usia 11 tahun dan berlangsung sampai kita menopause (umumnya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun).

Pada saat perempuan yang telah mengalami pematangan organ reproduksi, ovarium akan secara rutin mengeluarkan sel telur. Pengeluaran sel telur terjadi sekitar empat minggu (28 hari) sekali. Dalam proses ini dinding rahim juga mengalami penebalan sebagai persiapan jika sel telur dibuahi.

Jika dalam akhir siklus tersebut tidak terjadi pembuahan, sel-sel dinding rahim akan menciut, lalu mati dan akhirnya meluruh. Proses peluruhan dinding rahim ini akan keluar bersama darah, lendir, dan cairan yang berasal dari dinding rahim inilah yang dikenal dengan menstruasi. Pendarahan menstruasi berlangsung selama 3 sampai 8 hari.

Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka para wanita harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya. Beberapa masalah yang berhubungan dengan menstruasi/haid adalah:

1. Amenore
Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).

Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.

2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala ini biasanya tidak terjadi sampai 13 hari sebelum siklus, menjelang menstruasi PMS akan dialami oleh wanita, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan menstruasi dimulai. Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
  • Payudara menjadi lembut dan bengkak
  • Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
  • Jerawat berkala
  • Perut kembung atau kram
  • Sakit kepala atau sakit persendian
  • Sulit tidur
  • Sulit buang air besar (BAB)

3. Dismenore
Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan peristiwa normal pada proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.

Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.

Gejala dismenore primer dapat diringankan dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit yang kita rasakan. Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, kemungkinan kelainan tersebut merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.

4. Menoragia
Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama ± 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), dapat dikategorikan menoragia.

Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.

5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
Pendarahan di antara periode menstruasi
Pendarahan setelah berhubungan seks
Perdarahan setelah menopause

Perdarahan abnormal disebabkan banyak hal, misalnya: fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker. Tanyakan pada dokter jika kalian mengalami kelainan ini untuk mengetahui penyebabnya, dan dapat segera diberi pengobatan.