Kain khas songket Sukarara merupakan salah satu kerajinan khas Nusa Tenggara Barat. Desa Sukarara adalah nama sebuah desa kecil yang sangat indah dan merupakan salah satu pusat kerajinan tenun tradisional yang letaknya di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Lokasi Desa Sukarara ini sekitar 25 Km dari kota Mataram atau sekitar 30 menit perjalan, dan sekitar 5 Km dari kota Praya atau 5 menit perjalan dengan menggunakan kendaraan pribadi atau taksi.
Kain tenun dari Sukarara ini sangat terkenal, kain tenun ini kaya akan ragam hias. Motif yang sering digunakan adalah motif burung, tumbuhan, binatang, garis simetris, zig-zag, segiempat yang tersusun berderet, selang-seling, kombinasi, dan degradasi. Warna yang serasi mengisi hampir seluruh bidang kainnya. Ragam hias tersebut ternyata dapat melahirkan daya pikat yang mempesona.
Berbagai ragam hias digunakan dari yang tradisional samapi yang kreasi baru dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisional. Beberapa jenis motif kain tradisional Sukarara yang dikenal sebagai berikut :
Dalam pengerjaan menenun yang dilakukan warga di Desa Sukarara ini hanya menggunakan alat tenun tradisional yang sangat sederhan, maka harga kain tenun atau songket ini tergantung pada faktor kesulitan penentuan motif dan lamanya waktu pengerjaan. Hal inilah yang membuat harga kain tenun tradisional Desa Sukarara sangat mahal.
Untuk menenun satu kain Songket diperlukan minimal satu minggu untuk motif yang sederhana. Semakin rumit motifnya semakin lama waktu yang diperlukan, bisa sampai berbulan-bulan. Hal yang paling sulit dari menenun kain ini adalah menentukan motifnya di awal, karena yang terlihat mata di alat tenunnya hanyalah benang, benang, dan benang, dan benang lagi tetapi ketika ditenun bisa menjadi kain bermotif.
Kain tenun dari Sukarara ini sangat terkenal, kain tenun ini kaya akan ragam hias. Motif yang sering digunakan adalah motif burung, tumbuhan, binatang, garis simetris, zig-zag, segiempat yang tersusun berderet, selang-seling, kombinasi, dan degradasi. Warna yang serasi mengisi hampir seluruh bidang kainnya. Ragam hias tersebut ternyata dapat melahirkan daya pikat yang mempesona.
Berbagai ragam hias digunakan dari yang tradisional samapi yang kreasi baru dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisional. Beberapa jenis motif kain tradisional Sukarara yang dikenal sebagai berikut :
- Subahnale, motif subahnale berornamen bunga yang dikelilingi tiga garis membentuk kotak segi enam berderet pada bagian tengah kain, kemudian ada variasi garis lurus sejajar dan zig zag pada tepi kain songket. Warna dasar kain yang digunakan yaitu merah atau hitam sedangkan garis-garisnya berwarna . Untuk warna isian disesuaikan, ada kuning, putih, merah, hijau dan biru tua.
- Kembang Komak, motif kembang komak biasa digunakan pada kain sarung. Ornamen yang digunakan berbentuk kotak-kotak hitam kecil. Warna dasar hitam dengan garis-garis warna putih. Pada mulanya kain jenis ini disiapkan oleh seorang gadis yang akan melangsungkan pernikahan. Kain tenun ini dapat digunakan sebagai sarung, atau selimut.
- Ragi Genep, motif ragi genep biasanya digunakan sebagai sarung. Warna dasar putih dengan garis-garis mendatar dan vertikal saling bersilang berwarna. Kain ini umumnya digunakan untuk bepergian. Makna motif ragi genep adalah orang yang bepergian hendaknya berpakaian yang memenuhi tata cara atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian orang tersebut akan dihargai.
- Tapo Kemalo, motif tapo kemalo umumnya digunakan sebagai kain untuk melengkapi atau dipasangkan dengan kain ragi genep, pemakaiannya sebatas diantara pinggang dengan paha. Kain ini dapat digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.
- Taman Rengganis, motif taman rengganis merupakan motif kreasi baru. Ornamen yang digunakan yaitu pohon hayat atau kalpataru, dilengkapi bentuk-bentuk bunga dan kupu-kupu. Dahulu kain jenis ini hanya dipakai oleh orang bangsawan atau orang terhormat. Pemakaian kain ini pada upacara perkawinan, menyambut tamu, dan sebagainya.
Dalam pengerjaan menenun yang dilakukan warga di Desa Sukarara ini hanya menggunakan alat tenun tradisional yang sangat sederhan, maka harga kain tenun atau songket ini tergantung pada faktor kesulitan penentuan motif dan lamanya waktu pengerjaan. Hal inilah yang membuat harga kain tenun tradisional Desa Sukarara sangat mahal.
Untuk menenun satu kain Songket diperlukan minimal satu minggu untuk motif yang sederhana. Semakin rumit motifnya semakin lama waktu yang diperlukan, bisa sampai berbulan-bulan. Hal yang paling sulit dari menenun kain ini adalah menentukan motifnya di awal, karena yang terlihat mata di alat tenunnya hanyalah benang, benang, dan benang, dan benang lagi tetapi ketika ditenun bisa menjadi kain bermotif.