Kamis, 09 April 2020

Analisa Bentuk Pinggul dan Perut

Wawan Setiawan Tirta
Tidak ada pola dasar yang langsung sesuai untuk semua bentuk tubuh, oleh sebab itu, setiapkali akan
membuatkan pola busana untuk model tertentu, harus diawali dengan menganalisa bentuk tubuh. Dengan menganalisa bentuk tubuh, kita akan mengerti bagian mana dari pola yang perlu dimodifikasi, atau perlu dirubah, atau perlu sentuhan garis pola yang khusus. Perbaikan pola dapat terjadi dimana saja diseluruh tubuh model. 

Analisa bentuk tubuh adalah menganalisa bentuk tubuh model untuk mengetahui secara detail bentuk tubuh dan posisi/letak garis tubuh yang perlu diukur untuk keperluan pembuatan pola busana dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada tubuh seseorang, sehingga bentuk pola yang dibuat sesuai dengan bentuk tubuh model. Salah satu bagian tubuh yang perlu dianalisis adalah bagian pinggul dan perut seperti pada gambar di bawah ini.
Tidak ada pola dasar yang langsung sesuai untuk semua bentuk tubuh Analisa Bentuk Pinggul dan Perut
Keterangan:
1. Bentuk I : perut dan pinggul rata
2. Bentuk R : pinggul rata dan turun, perut menonjol ke depan
3. Bentuk S : pinggul dan paha besar, perut rata
4. Bentuk O1 : perut menonjol tinggi (ke atas) pantat menonjol turun
5. Bentuk O2 : perut dan pantat menonjol pada garis yang sama

Bentuk pinggul dan perut perlu dianalisis, karena akan mempengaruhi teknik pembuatan pola busana bagian bawah atau Rok. Oleh sebab itu mari kita bahas masing-masing dari bentuk tubuh di atas satu persatu.

1. Bentuk I: Perut dan Pinggul Rata
Bentuk tubuh nomor satu, perut dan pinggul hampir rata, sehingga apabila dibuatkan busana bagian bawah, hanya memerlukan sedikit kupnat, karena jarak antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul hanya dekat atau sedikit.

2. Bentuk R: Pinggul Rata dan Turun, Perut Menonjol ke Depan
Bentuk tubuh nomor dua, pinggul rata dan turun, kemudian perut menonjol ke depan sehingga apabila dibuatkan busana bagian bawah, memerlukan kupnat lebih lebar bagian muka dari pada bagian belakang, karena jarak antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul bagian depan/muka lebih jauh dari bagian belakang. 

Selanjutnya kalau diperhatikan bentuk perut dan pinggul, kupnat bagian depan lebih pendek dari kupnat bagian belakang agar tidak terambil bagian perut yang menonjol. Panjang kupnat dibuat sampai batas awal tinggi perut dan batas awal tinggi panggul.

3. Bentuk S: Pinggul dan Paha Besar, Perut Rata
Bentuk tubuh nomor tiga, pinggul dan paha, besar, perut rata. Apabila dibuatkan busana bagian bawah, memerlukan kupnat bagian belakang lebih lebar dan lebih banyak dari pada bagian muka, karena jarak antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul bagian belakang lebih jauh dari bagian muka.

4. Bentuk O1: Perut Menonjol Tinggi (ke atas) Pinggul juga Menonjol
Bentuk tubuh nomor empat, perut dan pinggul sama-sama menonjol. Apabila dibuatkan busana bagian bawah, memerlukan kupnat bagian belakang lebih lebar dan lebih banyak dari pada bagian muka, karena jarak antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul bagian belakang lebih jauh dari bagian muka. Kupnat bagian muka jauh lebih pendek dari kupnat bagian belakang, karena perut sangat tinggi, jadi kupnatnya harus pendek, jangan sampai melewati tinggi perut.

5. Bentuk O2: Perut dan Pinggul Menonjol Pada Garis yang Sama
Bentuk tubuh nomor lima hampir sama dengan bentuk tubuh nomor empat yaitu perut dan pinggul sama-sama menonjol, perbedaannya, nomor lima perut tidak terlalu ke atas dan pinggul lebih besar serta lebar dari pada nomor empat. Lebar kupnat muka dan belakang pada nomor lima hampir
sama, Cuma kupnat belakang lebih panjang dari kupnat bagian muka/depan. Karena tinggi perut lebih dekat ke garis pinggang dari pada bagian belakang.

Kelima bentuk pinggul dan pinggang di atas, dapat juga lebih diperjelas dengan memperhatikan gambar berikut ini.
Tidak ada pola dasar yang langsung sesuai untuk semua bentuk tubuh Analisa Bentuk Pinggul dan Perut
Pengaruh bentuk pinggul dan perut pada garis pola terletak pada kupnat dan garis yang ada tanda panah warna merah. Semakin jauh jarak antara garis tegak lurus (horizontal) dengan titik pertemuan garis lebar(fertikal) pada bagian pinggang, semakain lebar kupnat yang dibutuhkan, sebagaimana terlihat pada gambar pola yang ditunjuk oleh anak panah merah. Demikian juga sebaliknya, semakin dekat jarak garisnya semakin kecil lebar kupnat yang diperlukan.