V-belt merupakan komponen yang juga cukup penting bagi mesin. V-belt berfungsi untuk memutar komponen tambahan dimesin yang cukup penting dan dapat membantu mesin bisa bekerja dengan sempurna.
Ya, banyak komponen-komponen penting di mobil yang digerakkan oleh v-belt ini. Caranya dengan pulley pada kompone tersebut dihubungkan dengan v-belt dan pulley crankshaft seperti misalnya kipas radiator, waterpump, alternator, ac mobil ataupun pompa power steering.
Oleh karena perannya yang cukup penting, maka perawatan dan penggantian v-belt harus tetap dilakukan dengan seksama. V-belt yang sudah waktunya diganti haruslah segera diganti, jika tidak maka mesin akan mudah bermasalah seperti misalnya overheat, steering berat, aki tekor, ac tidak dingin dan lain-lain.
Namun, ada kalanya setelah dilakukan penggantian v-belt, tidak lama kemudian v-belt ini kembali rusak dan putus. Nah, untuk menghindari pengantian v-belt berulang kali, maka pada artikel kali ini ombro akan berbagi informasi tentang penyebab-penyebab v-belt sering putus. Inilah penyebab v-belt sering putus.
Penyebab v-belt sering putus yang paling sering terjadi adalah akibat v-belt terkontaminasi dengan pelumas seperti oli dan grease. Penyebab v-belt terkontaminasi pelumas ini cukup beragam, ada yang terjadi akibat adanya kebocoran oli di mesin yang merembes hingga mengenai v-belt hingga pemberian grease ke v-belt yang disengaja untuk mengatasi masalah v-belt bunyi.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa v-belt terbuat dari bahan karet yang di dalamnya disusun jalinan benang untuk memperkuat v-belt sehingga tahan lama saat digunakan. Adanya kontaminasi v-belt dengan minyak pelumas ini dapat merusak bahan karet yang ada di v-belt.
Semakin sering v-belt terkena minyak pelumas maka ia semakin getas dan rapuh sehingga v-belt menjadi lebih sering putus saat digunakan.
Penyebab v-belt sering putus yang selanjutnya adalah akibat keteganganv-belt yang terlalu kencang. Ya, untuk penyetelan dan pemasangan, v-belt memiliki ukuran ketegangan yang sudah ditentukan oleh pihak pembuat mobil. Tujuanya adalah untuk memaksimalkan fungsi serta usia pakai v-belt yang lebih lama.
Ketika dalam melakukan penyetelan ketegangan v-belt ini terlalu kencang, maka hal ini dapat merusak struktur jalinan benang di dalam v-belt tersebut. Akibatnya, jalinan benang tersebut akan merenggang sehingga membuatnya rapuh dan cepat putus.
Baca juga :
Selain penyetelan ketegangan v-belt yng terlalu kencang, penyetelan ketegangan v-belt yang terlalu kendor juga bisa menjadi penyebab v-belt sering putus. V-belt yang terlalu kendor akan menghasilkan slip yang lebih banyak saat bekerja untuk memutar pulley.
Slip yang terjadi ini akhirnya akan mengakibatkan panas yang berlebihan pada pulley ataupun pada v-beltnya itu sendiri. Tak jarang, kita bisa mencium aroma seperti karet terbakar saat v-belt mengalami selip yang sudah sangat parah. Kondisi seperti inilah yang bisa menjadi penyebab v-belt sering putus.
Penyebab v-be;t sering putus yang berikutnya adalah akibat kedudukan antar kedua pulley v-belt sudah miring (tidak center). Kondisi ini sebenarnya jarang terjadi pada mobil yang kondisinya masih standard bawaan pabrik.
Kedudukan antar pulley yang miring kerap ditemui pada mobil-mobil yang menambahkan perangkat tambahan seperti memasang AC tambahan (pada mobil-mobil pick up), atau juga kerap ditemui pada mobil-mobil yang pernah mengalami kecelakaan sehingga mengenai braket dudukan v-belt.
Kedudukan pulley yang miring ini akan membebani v-belt saat berputar terutama pada sisi samping. Akibatnya, bagian sisi v-belt yang tertarik dan menumpu pada tepian pulley akan mengalami gesekan yang lebih kuat sehingga lebih cepat panas dan membuat v-belt menjadi lebih cepat rapuh. Dengan kondisi yang terus menerus bergesek sehinnga panas dan membuatnya rapuh maka v-belt akan lebih sering putus.
Penyebab v-belt sering putus yang terakhir ombro ketahui adalah akibat v-belt bergesekan dengan komponen lainnya. Ya, mobil-mobil masa kini umumnya memiliki ruang mesin yang cukup padat dan rapat, tak jarang sedikit kerusakan yang terjadi pada bagian sisi dekat dengan v-belt akan mengakibatkan v-belt bergesekan dengan komponen lainnya.
Contoh yang paling sering ditemui adalah v-belt bergesekan dengan cover pelindung mesin, atau pada beberapa model mobil lainnya ada yang bergesekan dengan reservoir tank radiator. Gesekan yang terjadi pada v-belt secara terus menerus ini akan menyebabkan v-belt tergerus dan lama kelamaan akan putus dengan sendirinya.
Selain akibat gesekan dengan komponen lain, idler pulley yang macet juga bisa menjadi penyebab v-belt sering putus. Idler pulley ini merupakan pulley tambahan yang umum dipasang pada v-belt untuk membantu menjaga ketegangan v-belt.
Saat idler pulley ini macet, maka v-belt akan bergesekan dengan pulley tersebut sehingga panas dan muncul bau gosong. Inilah yang juga bisa menjadi penyebab v-belt sering putus.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Masalah-Mobil
Ya, banyak komponen-komponen penting di mobil yang digerakkan oleh v-belt ini. Caranya dengan pulley pada kompone tersebut dihubungkan dengan v-belt dan pulley crankshaft seperti misalnya kipas radiator, waterpump, alternator, ac mobil ataupun pompa power steering.
Oleh karena perannya yang cukup penting, maka perawatan dan penggantian v-belt harus tetap dilakukan dengan seksama. V-belt yang sudah waktunya diganti haruslah segera diganti, jika tidak maka mesin akan mudah bermasalah seperti misalnya overheat, steering berat, aki tekor, ac tidak dingin dan lain-lain.
Namun, ada kalanya setelah dilakukan penggantian v-belt, tidak lama kemudian v-belt ini kembali rusak dan putus. Nah, untuk menghindari pengantian v-belt berulang kali, maka pada artikel kali ini ombro akan berbagi informasi tentang penyebab-penyebab v-belt sering putus. Inilah penyebab v-belt sering putus.
1. V-belt terkontaminasi dengan pelumas
Penyebab v-belt sering putus yang paling sering terjadi adalah akibat v-belt terkontaminasi dengan pelumas seperti oli dan grease. Penyebab v-belt terkontaminasi pelumas ini cukup beragam, ada yang terjadi akibat adanya kebocoran oli di mesin yang merembes hingga mengenai v-belt hingga pemberian grease ke v-belt yang disengaja untuk mengatasi masalah v-belt bunyi.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa v-belt terbuat dari bahan karet yang di dalamnya disusun jalinan benang untuk memperkuat v-belt sehingga tahan lama saat digunakan. Adanya kontaminasi v-belt dengan minyak pelumas ini dapat merusak bahan karet yang ada di v-belt.
Semakin sering v-belt terkena minyak pelumas maka ia semakin getas dan rapuh sehingga v-belt menjadi lebih sering putus saat digunakan.
2. Ketegangan v-belt terlalu kencang
Penyebab v-belt sering putus yang selanjutnya adalah akibat keteganganv-belt yang terlalu kencang. Ya, untuk penyetelan dan pemasangan, v-belt memiliki ukuran ketegangan yang sudah ditentukan oleh pihak pembuat mobil. Tujuanya adalah untuk memaksimalkan fungsi serta usia pakai v-belt yang lebih lama.
Ketika dalam melakukan penyetelan ketegangan v-belt ini terlalu kencang, maka hal ini dapat merusak struktur jalinan benang di dalam v-belt tersebut. Akibatnya, jalinan benang tersebut akan merenggang sehingga membuatnya rapuh dan cepat putus.
Baca juga :
- 3 Cara ampuh mengatasi fan belt bunyi
- Mengenal jenis-jenis belt yang ada di mesin
- Cara menyetel tali kipas mobil
3. Ketegangan v-belt terlalu kendor
Selain penyetelan ketegangan v-belt yng terlalu kencang, penyetelan ketegangan v-belt yang terlalu kendor juga bisa menjadi penyebab v-belt sering putus. V-belt yang terlalu kendor akan menghasilkan slip yang lebih banyak saat bekerja untuk memutar pulley.
Slip yang terjadi ini akhirnya akan mengakibatkan panas yang berlebihan pada pulley ataupun pada v-beltnya itu sendiri. Tak jarang, kita bisa mencium aroma seperti karet terbakar saat v-belt mengalami selip yang sudah sangat parah. Kondisi seperti inilah yang bisa menjadi penyebab v-belt sering putus.
4. Kedudukan antar kedua pulley v-belt sudah miring (tidak center)
Penyebab v-be;t sering putus yang berikutnya adalah akibat kedudukan antar kedua pulley v-belt sudah miring (tidak center). Kondisi ini sebenarnya jarang terjadi pada mobil yang kondisinya masih standard bawaan pabrik.
Kedudukan antar pulley yang miring kerap ditemui pada mobil-mobil yang menambahkan perangkat tambahan seperti memasang AC tambahan (pada mobil-mobil pick up), atau juga kerap ditemui pada mobil-mobil yang pernah mengalami kecelakaan sehingga mengenai braket dudukan v-belt.
Kedudukan pulley yang miring ini akan membebani v-belt saat berputar terutama pada sisi samping. Akibatnya, bagian sisi v-belt yang tertarik dan menumpu pada tepian pulley akan mengalami gesekan yang lebih kuat sehingga lebih cepat panas dan membuat v-belt menjadi lebih cepat rapuh. Dengan kondisi yang terus menerus bergesek sehinnga panas dan membuatnya rapuh maka v-belt akan lebih sering putus.
5. V-belt bergesekan dengan komponen lain
Penyebab v-belt sering putus yang terakhir ombro ketahui adalah akibat v-belt bergesekan dengan komponen lainnya. Ya, mobil-mobil masa kini umumnya memiliki ruang mesin yang cukup padat dan rapat, tak jarang sedikit kerusakan yang terjadi pada bagian sisi dekat dengan v-belt akan mengakibatkan v-belt bergesekan dengan komponen lainnya.
Contoh yang paling sering ditemui adalah v-belt bergesekan dengan cover pelindung mesin, atau pada beberapa model mobil lainnya ada yang bergesekan dengan reservoir tank radiator. Gesekan yang terjadi pada v-belt secara terus menerus ini akan menyebabkan v-belt tergerus dan lama kelamaan akan putus dengan sendirinya.
Selain akibat gesekan dengan komponen lain, idler pulley yang macet juga bisa menjadi penyebab v-belt sering putus. Idler pulley ini merupakan pulley tambahan yang umum dipasang pada v-belt untuk membantu menjaga ketegangan v-belt.
Saat idler pulley ini macet, maka v-belt akan bergesekan dengan pulley tersebut sehingga panas dan muncul bau gosong. Inilah yang juga bisa menjadi penyebab v-belt sering putus.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Masalah-Mobil