Minyak rem (brake fluid) adalah cairan khusus yang secara hidrolis mampu memindahkan gaya dari pedal rem ke sepatu rem guna menghentikan laju kendaraan. Oleh karena itu, minyak rem harus memiliki kualitas khusus yang sanggup melayani kondisi kerja rem yang cukup berat untuk periode yang lama.
Biasanya, minyak rem mengandung polyglycol, digunakan bersama pelarut jenis glycol ether guna mengatur kekentalannya. Beberapa diantaranya juga di tambahkan aditif yang berfungsi untuk mengikat air agar minyak rem tetap dalam keadaan kering.
Selain itu campuran senyawa aditif yang ditambahkan juga dapat memberikan keuntungan lainnya berupa titik beku yang rendah dan titik didih yang tinggi, serta mempunyai kekentalan tetap terhadap temperatur yang berubah drastis.
Oleh karena rem merupakan komponen vital pada kendaraan, maka rem membutuhkan minyak rem yang bisa memenuhi seluruh kondisi kerja rem yang sangat ekstrem. Berikut adalah karakteristik yang harus dipenuhi oleh minyak rem.
Untuk memastikan keamanan dari minyak rem yang diproduksi masing-masing produsen, maka di terapkanlah ukuran standard minimum dari jenis minyak rem yang beredar di pasaran, baik untuk standard jenis, kualitas, maupun dari kemampuan minyak rem itu sendiri.
Ukuran standard minimum dari minyak rem ini dikenal sebagai DOT (Department Of Transportation). DOT sendiri kemudian membagi lagi jenis dan tipe minyak rem berdasarkan titik didih, kekentalan serta bahan dasar yang digunakan. Saat ini diketahui ada 4 tipe DOT yang cukup banyak digunakan, yaitu DOT 3, DOT 4, DOT 5 dan DOT 5.1.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan pada tabel dibawah berikut :
Keterangan
Bisa kita perhatikan pada tabel diatas bahwa minyak rem tipe DOT 3 memiliki titik didih "kering" (Dry Boiling Point) pada suhu 205°C dan untuk titik didih "basah" (wet boiling point) pada suhu 140°C. Sedangkan untuk minyak rem tipe DOT 4 memiliki titik didih (Dry Boiling Point) pada suhu 230°C dan wet boiling point pada suhu 155°C.
Semakin tinggi nilai DOT yang digunakan, maka semakin encer pula kekentalan minyak rem tersebut, disamping itu tingkat ketahanan temperaturnya pun akan semakin tinggi.
Namun perlu Anda perhatikan bahwa semakin tinggi nilai DOT yang digunakan maka akan menambah pressure / tekanan pada selang rem.
Kembali kita lihat pada tabel diatas, minyak rem tipe DOT 3 dan DOT 4 memiliki bahan dasar yang sama, yakni glycol. Minyak rem dengan spesifikasi ini memiliki satu kelemahan tersendiri yaitu mudah sekali menyerap uap air.
Uap air yang terserap dapat menyebabkan kinerja rem menjadi kurang optimal karena bisa membuat titik didihnya menurun. Selain itu, kelemahan pada spesifikasi minyak rem DOT 3 dan DOT 4 ini juga bisa menyebabkan karat pada bahan dengan unsur besi didalam sistem rem tersebut.
Hal ini sangatlah berbeda dengan minyak rem tipe DOT 5 yang dibuat dengan bahan dasar silikon sehingga ia tidak menyerap air.
Oleh karena itu, untuk pengguna minyak rem tipe DOT 3 dan Tipe DOT 4 sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan minyak rem yang baru dengan segel yang masih tertutup rapat.
Fungsi minyak rem adalah sebagai penyalur tenaga tekan dari pedal rem serta sebagai pelumas pada komponen logam yang bergesekan guna menghentikan laju kendaraan agar logam tersebut tidak mudah aus, tahan panas, dan tidak berubah bentuk pada suhu tinggi.
Fungsi minyak rem yang lain adalah sebagai berikut:
Ketika proses pengereman terjadi maka diperlukan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh silinder master rem sehingga rem dapat menghentikan putaran roda. Cara ini dilakukan dengan menekan tromol rem atau dapat juga dengan menjepit cakram / piringan rem.
Tenaga hidraulik ini disalurkan kesemua sistem melalui minyak rem karena minyak rem memiliki sifat seperti fluida dalam sistem tertutupnya.
Cara kerja singkat dari sistem rem adalah sebagai berikut, dari master silinder rem, minyak rem akan mentransfer energi mekanis ke piston rem melalui bentuk tekanan. Tekanan ini akan yang akan menghasilkan panas dari gesekan minyak rem dengan permukaan salurannya yang berupa kampas rem.
Berikut ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan selama menangani minyak rem :
Biasanya, minyak rem mengandung polyglycol, digunakan bersama pelarut jenis glycol ether guna mengatur kekentalannya. Beberapa diantaranya juga di tambahkan aditif yang berfungsi untuk mengikat air agar minyak rem tetap dalam keadaan kering.
Selain itu campuran senyawa aditif yang ditambahkan juga dapat memberikan keuntungan lainnya berupa titik beku yang rendah dan titik didih yang tinggi, serta mempunyai kekentalan tetap terhadap temperatur yang berubah drastis.
Minyak rem |
Karakteristik Minyak Rem
Oleh karena rem merupakan komponen vital pada kendaraan, maka rem membutuhkan minyak rem yang bisa memenuhi seluruh kondisi kerja rem yang sangat ekstrem. Berikut adalah karakteristik yang harus dipenuhi oleh minyak rem.
- Kekentalan yang cukup dan keadaan cairnya dapat dipertahankan pada temperatur kerja.
- Struktur kimia yang stabil.
- Titik didih minyak rem harus cukup tinggi untuk mencegah terjadinya vapour lock.
- Minyak rem harus mempunyai karakteristik yang tidak merusak bahan karet. Terutama tidak akan mengembangkan/mengkerutkan bahan tutupnya.
- Minyak rem harus tidak menyebabkan korosi pada metal.
- Sifat hygroscopic ( bereaksi dan menyerap air) dari minyak rem harus rendah.
Klasifikasi minyak rem
Untuk memastikan keamanan dari minyak rem yang diproduksi masing-masing produsen, maka di terapkanlah ukuran standard minimum dari jenis minyak rem yang beredar di pasaran, baik untuk standard jenis, kualitas, maupun dari kemampuan minyak rem itu sendiri.
Ukuran standard minimum dari minyak rem ini dikenal sebagai DOT (Department Of Transportation). DOT sendiri kemudian membagi lagi jenis dan tipe minyak rem berdasarkan titik didih, kekentalan serta bahan dasar yang digunakan. Saat ini diketahui ada 4 tipe DOT yang cukup banyak digunakan, yaitu DOT 3, DOT 4, DOT 5 dan DOT 5.1.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan pada tabel dibawah berikut :
Klasifikasi minyak rem | referensi : wikipedia |
- Dry Boiling Point adalah titik didih tertinggi minyak rem yang tidak memiliki kandungan air didalamnya
- Wet boiling point adalah titik didih tertinggi minyak rem dengan kandungan air didalamnya maksimal 3.7% dari volume minyak rem - wikipedia
- Viscosity limit adalah batas kekentalan minyak rem
- Primary constituent adalah bahan dasar utama minyak rem yang digunakan
Bisa kita perhatikan pada tabel diatas bahwa minyak rem tipe DOT 3 memiliki titik didih "kering" (Dry Boiling Point) pada suhu 205°C dan untuk titik didih "basah" (wet boiling point) pada suhu 140°C. Sedangkan untuk minyak rem tipe DOT 4 memiliki titik didih (Dry Boiling Point) pada suhu 230°C dan wet boiling point pada suhu 155°C.
Semakin tinggi nilai DOT yang digunakan, maka semakin encer pula kekentalan minyak rem tersebut, disamping itu tingkat ketahanan temperaturnya pun akan semakin tinggi.
Namun perlu Anda perhatikan bahwa semakin tinggi nilai DOT yang digunakan maka akan menambah pressure / tekanan pada selang rem.
Kembali kita lihat pada tabel diatas, minyak rem tipe DOT 3 dan DOT 4 memiliki bahan dasar yang sama, yakni glycol. Minyak rem dengan spesifikasi ini memiliki satu kelemahan tersendiri yaitu mudah sekali menyerap uap air.
Uap air yang terserap dapat menyebabkan kinerja rem menjadi kurang optimal karena bisa membuat titik didihnya menurun. Selain itu, kelemahan pada spesifikasi minyak rem DOT 3 dan DOT 4 ini juga bisa menyebabkan karat pada bahan dengan unsur besi didalam sistem rem tersebut.
Hal ini sangatlah berbeda dengan minyak rem tipe DOT 5 yang dibuat dengan bahan dasar silikon sehingga ia tidak menyerap air.
Oleh karena itu, untuk pengguna minyak rem tipe DOT 3 dan Tipe DOT 4 sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan minyak rem yang baru dengan segel yang masih tertutup rapat.
Fungsi minyak rem
Fungsi minyak rem adalah sebagai penyalur tenaga tekan dari pedal rem serta sebagai pelumas pada komponen logam yang bergesekan guna menghentikan laju kendaraan agar logam tersebut tidak mudah aus, tahan panas, dan tidak berubah bentuk pada suhu tinggi.
Fungsi minyak rem yang lain adalah sebagai berikut:
- Sebagai penyalur tenaga hidrolik karena minyak rem memiliki sifat seperti fluida (cairan) dalam sistem tertutup lainnya.
- Untuk menahan laju kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
- Untuk mengurangi kecepatan kendaraan sampai menghentikannya.
- Mengontrol kecepatan selama berkendara.
Cara kerja minyak rem
Ketika proses pengereman terjadi maka diperlukan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh silinder master rem sehingga rem dapat menghentikan putaran roda. Cara ini dilakukan dengan menekan tromol rem atau dapat juga dengan menjepit cakram / piringan rem.
Tenaga hidraulik ini disalurkan kesemua sistem melalui minyak rem karena minyak rem memiliki sifat seperti fluida dalam sistem tertutupnya.
Cara kerja singkat dari sistem rem adalah sebagai berikut, dari master silinder rem, minyak rem akan mentransfer energi mekanis ke piston rem melalui bentuk tekanan. Tekanan ini akan yang akan menghasilkan panas dari gesekan minyak rem dengan permukaan salurannya yang berupa kampas rem.
Menangani minyak rem
Berikut ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan selama menangani minyak rem :
- Gunakan minyak rem sesuai dengan spesifikasi dan jangan mencampur dengan merek lain.
- Setelah digunakan dalam waktu yang lama, unjuk kerja minyak rem akan menurun karena menyerap kelembaban.Ganti minyak rem setiap jangka waktu tertentu. Jika minyak rem mengandung air sebanyak 5% dalam perbandingan berat, titik didihnya dapat dikatakan turun menjadi 60 sampai 80 C. Menurunnya titik didih dapat menyebabkan vapor lock.
- Ketika menambah minyak rem, debu dan kotoran di sekitar reserve tank tidak boleh masuk. Jangan memasukkan mineral oil (engine oil atau gear oil).
- Ketika mencuci kendaraan, sistem hydraulic tidak boleh kemasukan air.
- Container minyak rem harus selalu ditutup dengan benar.
- Jika minyak rem tumpah ke permukaan yang berpelapis, pelapis permukaan akan segera rusak. Oleh karenanya harus berhati-hati.