Senin, 27 April 2020

Hubungan Saling Ketergantungan dalam Masyarakat

Wawan Setiawan Tirta
Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan beragam kemampuan, sehingga bisa saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Keragaman masyarakat memungkinkan terciptanya hubungan ketergantungan antar usaha. Dalam sebuah wirausaha tentunya dibutuhkan kreativitas dan ketekunan usaha agar usaha tersebut berhasil. Hubungan saling ketergantungan dapat terjadi baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Salah satu contoh hubungan saling ketergantungan antara lain dalam cerita di bawah ini.

Gelang Benang, Kreatif Mengisi Waktu Luang
Man, adalah seorang anak laki-laki Suku Sasak dari Desa Sade, Lombok. Usianya hampir 12 tahun. Ia baru saja menyelesaikan ujian akhir tingkat SD di sekolahnya. Usai sekolah, Man dan beberapa teman seusianya secara kreatif mengisi waktu luang dengan berjualan gelang benang beraneka warna buatan sendiri. Sejak dini, anak-anak Suku Sasak terbiasa menyaksikan kaum ibu memintal benang dan menenun kain. Sisa benang aneka warna mereka jalin dengan beragam kreasi untuk dijadikan gelang.

Desa Sade terletak di Lombok Tengah, tidak jauh dari Pantai Kuta. Melihat ramainya wisatawan pengunjung pantai, Man dan teman-teman melihat peluang usaha untuk mengisi waktu luang mereka. Menjelang sore hari, mereka menawarkan aneka gelang benang buatan mereka ke wisatawan pengunjung pantai. Dengan kreatif mereka membuat berbagai ragam jalinan untuk ditawarkan. Kadangkala mereka sisipkan manikmanik kayu untuk mempercantik gelang. Menyadari bahwa harga gelang yang dijual tidak dapat terlalu tinggi, mereka mengganti benang hasil pintalan kapas dengan benang jahit yang mereka beli di pasar. Seuntai gelang mereka jual dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 15.000.

“Dalam sehari, biasanya aku bisa menjual lima sampai enam gelang. Rata-rata dalam sehari kami bisa membawa pulang uang Rp30.000, ” ujar Man.

Ketika ditanyakan pemanfaatan uang hasil jualan; “Untuk menambah uang jajan, dan membeli perlengkapan sekolah,” jawabnya sambil tersenyum lebar.

Walau tidak pernah diminta oleh kedua orang tuanya untuk membantu keuangan keluarga, Man selalu memberikan uang hasil jualannya kepada ibunya. Ketika sewaktu-waktu ingin membeli barang keperluan sekolah, ibunya akan memperbolehkan Man menggunakan uang tersebut.

Man tidak kehilangan waktu bermainnya karena berjualan. Ia berjualan sambil bermain air dan bercengkerama di pinggir pantai dengan teman-temannya. Menjelang matahari terbenam, Man dan teman-temannya pulang untuk mengerjakan tugas sekolah dan beristirahat. Ketika tugas sekolah sudah selesai, Man membuat beberapa gelang untuk mengisi kembali persediaan untuk berjualan esok hari.

Man bangga ketika gelang hasil buatannya dipuji oleh wisatawan. Sederhana, namun unik dan kreatif, begitu komentar para wisatawan terhadap gelang benang buatan Man dan teman-temannya. Kreatifitas Man dalam memanfaatkan waktu luang memberinya pembelajaran hidup yang tak ternilai.
 Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan beragam kemampuan Hubungan Saling Ketergantungan dalam Masyarakat
Jawab pertanyaan berikut:
  1. Apakah penjual gelang benang memerlukan petani kapas? Jelaskan! Ya, karena petani kapas merupakan produsen kapas, apabila tidak ada petani kapas tentu tak ada penjual gelang benang. Gelang benang berasal dari kapas
  2. Apakah wisatawan bisa membeli gelang benang jika tidak terdapat industri benang? Jelaskan! Wisatawan tidak dapat membeli gelang benang karena gelang tersebut terbuat dari bahan benang yang harus diolah terlebih dahulu di industri benang.
  3. Apakah usaha gelang benang memanfaatkan sumber daya alam? Jelaskan! Usaha gelang benang membutuhkan sumber daya alam berupa kapas.

Hubungan saling ketergantungan juga terjadi di lingkungan sekolah seperti pada diagram di bawah ini.
 Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan beragam kemampuan Hubungan Saling Ketergantungan dalam Masyarakat

  1. Siswa membutuhkan guru dalam proses belajar mengajar, siswa juga membutuhkan petugas kantin ketika akan membeli jajanan di kantin sekolah.
  2. Guru membutuhkan kepala sekolah dalam melakukan pengelolaan proses pembelajaran, guru juga membutuhkan staff administrasi untuk mengerjakan administrasi sekolah maupun administrasi kelas.
  3. Kepala sekolah membutuhkan komite sekolah untuk menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan di sekolah tersebut.
  4. Petugas kantin membutuhkan pedagang makanan untuk mengisi kantin sekolah.
  5. Staf administrasi membutuhkan penjaga sekolah untuk membantu pekerjaan administasinya.
  6. Komite sekolah membutuhkan pekerja bangunan ketika sekolah akan membangun ruang kelas atau prasarana yang lainnya.

Pelaksanaan pendidikan di sebuah sekolah merupakan hasil kerjasama berbagai unsur yang ada di dalam sebuah sekolah. Dengan adanya hubungan saling ketergantungan proses pendidikan di sebuah sekolah dapat berjalan dengan baik.